Perjalanan Panjang dan Penuh Tantangan Seorang Masinis (1)
JAKARTA -- Profesi-profesi yang berkaitan dengan kereta api, salah satunya masinis, menjadi daya tarik bagi para lulusan baru yang ingin menjadi bagian dari industri transportasi ini. Mungkin kamu menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang juga tertarik dan ingin berkarier di bidang ini.
Nah, bagaimana sebenarnya kriteria yang ditetapkan oleh PT Kereta Api Indoneisia bagi calon masinis? Mari simak tahap-tahap perjalanan untuk menjadi seorang masinis kereta api.
Pertama, proses menjadi masinis dimulai dengan mengikuti serangkaian seleksi rekrutmen yang diadakan oleh KAI. Kamu harus bersaing dengan puluhan ribu pelamar dalam proses seleksi yang cukup ketat dan berlangsung selama kurang lebih 3 (tiga) bulan.
Adapun tahapan seleksi yang harus dilalui adalah tahap administrasi, tes kesehatan awal, psikotes, wawancara dan tes kesehatan akhir.
Khusus untuk formasi yang berkaitan langsung dengan operasional perjalanan kereta api dan Awak Sarana Perkeretaapian seperti masinis, kondektur, pengatur perjalanan kereta api (PPKA), dsb, kamu harus memiliki kondisi kesehatan yang prima apabila berminat di formasi tersebut. Standar penilaian dalam tahap psikotesnya pun berbeda dengan rekrutmen jabatan lainnya.
Vice President Public Relations Joni Martinus mengungkapkan, kondisi kesehatan dan mental pekerja dapat memberikan pengaruh besar dalam pencapaian produktivitas kerja.
"Pengujian kesehatan pada saat seleksi ditujukan agar perusahaan memperoleh pekerja yang berada dalam kondisi kesehatan yang baik dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan," kata Vice President Public Relations KAI Joni Martinus.
Hal itu, lanjut Joni, tentu dapat berdampak positif, karena pada dasarnya SDM adalah sebuah investasi penting di sebuah perusahaan. Masinis juga harus teliti, sigap, tidak mudah stres, serta percaya diri sehingga keselamatan dan keamanan dalam mengoperasikan kereta api dapat terjamin.
Kedua, bagi kamu yang berhasil lolos dan sudah menjadi calon pekerja tidak serta merta langsung menjadi masinis. Setiap calon pekerja harus menjalani masa percobaan selama kurang lebih 3 bulan.
Dalam rentan waktu itu ada beberapa program yang harus diikuti oleh calon pekerja antara lain Program Orientasi Kerja dan Basic Development Program (BDP) yang bekerja sama dengan TNI untuk pengenalan dasar terkait KAI dan melatih kedisiplinan pekerja.
Setelah menjalani masa percobaan selama 3 bulan, setiap calon pekerja akan dilakukan evaluasi dalam rangka pengangkatan calon pekerja menjadi pekerja tetap, dengan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik.
“Syarat untuk menjadi pekerja organik, calon pekerja harus dinyatakan lulus dalam setiap tahapannya baik Program Orientasi Kerja, BDP, maupun tes kesehatannya,” jelas Joni
Tidak berhenti sampai di situ, masih ada tahap selanjutnya yang harus dijalani, salah satunya adalah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan (diklat) dan pengujian hingga akhirnya dianggap layak sebagai masinis KAI. Calon masinis harus mengikuti diklat sebagai awak sarana perkeretaapian tingkat pertama di Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo Yogyakarta. (Bersambung)