Loko

KAI Dukung Kelestarian Lingkungan Hidup, Komitmen Kurangi Dampak Pemanasan Global

Kereta api memiliki peran yang besar dalam melestarikan lingkungan dan menyediakan mobilitas bagi masyarakat. (Foto: Dok. Humas PT KAI)
Kereta api memiliki peran yang besar dalam melestarikan lingkungan dan menyediakan mobilitas bagi masyarakat. (Foto: Dok. Humas PT KAI)

JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) berkomitmen mengurangi dampak pemanasan global, sekaligus mendukung pemerintah dalam pencapaian target emisi nol pada tahun 2060.

Berbagai aksi nyata KAI lakukan untuk mewujudkan cita-cita ini seperti penggunaan mobil dinas listrik, penggunaan panel surya di stasiun dan perkantoran, pemakaian bio solar untuk kereta api, program penanaman pohon yang masif, serta kegiatan Tanggung Jawab Ssosial dan Lingkungan (TJSL) di bidang lingkungan hidup.

“KAI berkomitmen memberikan manfaat yang maksimal melalui layanan kereta api, baik manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh pelanggan berupa layanan yang aman, nyaman, dan tepat waktu maupun manfaat tidak langsung bagi masyarakat berupa peningkatan kualitas udara dan berkurangnya beban jalan raya,” kata EVP of Corporate Secretary PT KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

KAI telah memulai menggunakan mobil dinas dengan menyewa sebanyak 9 unit mobil listrik dan memasang sejumlah wall charger di perkantoran KAI serta di Stasiun Gambir. Ke depan KAI akan menambah fasilitas mobil listrik untuk mendukung terwujudnya transportasi yang ramah lingkungan. Penggunaan mobil listrik ini juga sesuai dengan arahan pemerintah untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke tenaga listrik.

KAI juga menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Solar Panel di Stasiun dan Kantor KAI. Saat ini, KAI telah memasang Solar Panel pada Stasiun Gambir dengan daya 40,5 kWp dan gedung Jakarta Railway Center dengan daya 40 kWp. Pemasangan Solar Panel ini merupakan upaya transisi energi yang dilakukan KAI dengan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk suplai energi listrik di berbagai aset KAI.

“Ke depan, KAI akan meningkatkan daya Solar Panel tersebut dan menambah lokasi pemasangannya pada aset-aset KAI lainnya secara bertahap. Sehingga akan terjadi efisiensi dalam penggunaan dan pengendalian energi bangunan, serta penggunaan EBT dapat semakin meluas di seluruh wilayah kerja KAI,” kata Raden Agus.

Adapun untuk bahan bakar kereta api, saat ini KAI telah menggunakan Biosolar B30 yang berarti 30 persen dari campuran tersebut terdiri dari bahan bakar yang berasal dari sumber nabati atau organik, seperti dari minyak kelapa sawit, jarak, ataupun dari beragam bahan organik lainnya. Biosolar B30 ini memiliki emisi gas buang yang lebih rendah, sehingga dapat membantu mengurangi polusi udara. Bahkan di beberapa titik di Sumatera KAI sudah menggunakan Biosolar B35 yang berarti tingkat ramah lingkungannya lebih tinggi.

Di samping itu, KAI terus melakukan penghijauan di seluruh stasiun, lingkungan kantor, dan aset-aset perusahaan lainnya agar kualitas udara yang semakin baik berdampak pada kualitas hidup yang makin baik pula. Penanaman pohon secara masif juga KAI lakukan sebagai salah satu upaya untuk mengamankan jalur kereta api dari bahaya longsor dan banjir yang membahayakan perjalanan kereta api.

“Sampai dengan Mei 2023, KAI telah melakukan penanaman pohon sebanyak 77.000 pohon. Penanaman pohon tersebut menunjukkan bahwa KAI tidak hanya mencari keuntungan melalui operasional kereta api, tetapi juga peduli terhadap Environmental, Social & Governance (ESG),” kata Raden Agus.

KAI juga memiliki layanan kereta ramah lingkungan dengan menggunakan sumber energi listrik yang bebas emisi yakni KRL Jabodetabek, KRL Yogyakarta-Solo, KA Bandara Soekarno-Hatta, serta LRT Sumatra Selatan. Ke depan juga akan hadir kereta berenergi listrik pada LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

“Kereta api memiliki peran yang besar dalam melestarikan lingkungan dan menyediakan mobilitas bagi masyarakat. KAI bersama-sama seluruh stakeholder akan terus mengembangkan layanan kereta api agar kereta api semakin maju dan dapat memberikan nilai lebih secara berkelanjutan,” tutup Raden Agus.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

0